Oleh
: Presli Panusunan Simanjuntak
Taruna Sekolah
Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Indonesia
adalah negara kepulauan di lingkungan tropis yang memiliki kelembapan udara
yang kerap berubah karena adanya dua musim berbeda. Indonesia pun tidak lepas
dari pengaruh perubahan iklim dan telah mengalaminya sekarang. Kenaikan
temperatur yang terjadi di Indonesia akan mempengaruhi kelembaban dan
mengundang mikroorganisme jahat di alam dan sangat memungkinkan membawa
penyakit bagi makhluk hidup.
Iklim Berubah, Kita juga Harus Berubah ! |
Resiko
yang didapat itu diawali dari tindakan manusia sendiri, akibat aktivitas yang
tidak pro dengan alam itu manusia harus menerima akibatnya. Selama berpuluh-
puluh tahun pembakaran fosil yang mengeluarkan banyak karbondioksida dan gas
rumah kaca telah menyakiti alam. Hal itulah yang memicu peningktan suhu panas
diatmosferdan memicu bergejolaknya perubahaan iklim secara global. Suhu bumi
telah meningkat cukup tinggi sekitar 0,75 derajat/100 tahun. Bahkan tahun 2015
memasuki tahun yang paling panas sejak 1850. Gas rumah kaca di lapisan atmosfer
yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia juga telah membuat suhu bumi yang terus
menghangat tak lagi bisa dielakkan. Beberapa tahun ini, konsentrasi gas rumah
kaca telah mencapai rekor tertinggi, 393,1 ppm, atau naik 2,2 ppm.
Perubahan
iklim ini mampu memengaruhi faktor sosial dan lingkungan kesehatan, termasuk di
antaranya kebutuhan akan air bersih, air minum dan makanan yang mencukupi,
serta tempat tinggal yang amandan sehat. Bahakan WHO dalam situsnya memprediksi, antara 2030 hingga 2050,
perubahan iklim akan menyebabkan penambahan 250.000 kematian per tahun. Angka
itu didapat karena malnutrisi (95.000 anak-anak), malaria (60.000), diare
(48.000), dan stres akan panas (38.000 orang tua). Sungguh angka kematian yang
sangat fantastis.
Perubahaan
iklim sendiri memengaruhi penyakit yang menginfeksi melalui air, penyakit yang
ditularkan serangga, siput atau hewan lainnya. Perubahan iklim mampu
memperpanjang musim penyakit dan mengubah jangkauan geografis (jangkauan
penyakit) menjadi lebih luas. Penyakit yang paling akrab dengan pengaruh iklim
adalah malaria yang ditularkan melalui nyamuk Anopheles dan membunuh hampir
800.000 orang per tahun dan anak- anak adalah korban terbanyaknya. Jika
perubahaan iklim ini tidak mendapatkan tindakan mitigasi dan adaptasi yang
sepadan dimungkinkan 2 miliyar manusia akan meninggal padan tahun 2080.
Masyarakat Desa, Kota kecil, kota metropolitan, masyarakat pegunungan bahkan
Masyarakat pesisir berpeluang diganngu
penyakit yang diakibatkan perubahaan iklim.
Penyakit
seperti malaria dan penyakit menular lainnya hanya sebagian penyakit yang
diakibatkan oleh perubahaan iklim karena Penyakit tidak menular juga ada.
Kelembapan wilayah karena perubahan iklim bisa memicu asma, infeksi saluran
pernapasan (ISPA) dikarenakan asap atau debu yang tidak terkendali lagi, diare
hingga kekurangan gizi karena pengan . Oleh karena itu, kita diminta untuk
menjaga lingkungan agar perubahan iklim tidak semakin parah, tindakan adaptasi
dan mitigasi terhadap perubahaan iklim sangat dibutuhkan sekarang ini dan
selamanya. Faktor lingkungan termasuk faktor iklim saat ini menjadi faktor
terbesar penyebab penyakit di dunia sekitar 40% penyakit disebabkan oleh
lingkungan (termasuk iklim) , 30 % karena faktor gaya hidup dan perilaku,
pelayanan kesahatan 20 % dan faktor genetik 10%. Sungguh alam dan iklim sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan didunia ini.
Mari sadar !
Kesadaran
masyarakat sangat berpengaruh besar dalam mencegah peningkatan penyakit karena
perubahan iklim. Bahkan, jika pemerintah telah melakukan berbagai cara, kondisi
ini tetap akan sulit pelaksanaannya. Karena, masalah perubahan iklim adalah
masalah bersama, baik masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
Bagi
masyarakat tindakan preventif dilingkungan harus diupayakan baik di keluarga
atau di lingkungan masayarakat. Masyarakat diajak dalam upaya menjaga lingkungan yang bersih dan
sehat. Ada baiknya menggunakan barang ramah lingkungan, memproteksi diri, konstruksi
dan situasi rumah yang harus sehat, jaminan akses terhadap air bersih, dan
tidak membuang sampah sembarangan Jadi masalah ini bukat hanya dibebankan pada
satu orang, satu kelompok atau satu instansi saja.
0 komentar:
Posting Komentar