Sabtu, 13 Oktober 2018

Pemuda dan Perubahaan Iklim


Oleh : Presli Panusunan Simanjuntak

Keberhasilan dalam mencapai persetujuan dalam agenda besar Paris Agreement yang berisi pernyataan komitmen negara pihak melalui kerangka konvensi PBB tentang perubahaan iklim  menjadi lembaran baru dalam perjalanan sejarah negosiasi perubahan iklim. Persetujuan ini menghasilkan kesepakatan menurunkan emisi gas rumah kaca (mitigasi) pada tahun 2030 sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan sampai dengan 41% bila dengan dukungan internasional. Titik komitmen ini tentu tak lepas dari campur tangan aksi dan peran pemuda serta aktivis iklim. Namun, semangat aksi dan gelora peran yang ditancapkan oleh pemuda tak boleh padam sampai disini. Kedepannya, Pemuda akan memikul beban berat dipundaknya serta akan menguras semangat pemikirannya untuk meralisasikan dan mengawal hasil komitmen yang telah disepakati bersama ini.
Perubahaan iklim kini menjadi komoditi yang akan selalu kita “komsumsi” saat ini. Peningkatan suhu, pergeseran musim, polusi yang semakin akut, bencana hidrometeorologis (banjir, longsor,kekeringan) karena pola hujan tak menentu menjadi alasan kuat kita untuk selalu membicarakan tentang perubahaan iklim.  Menurut data IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) suhu rata-rata global menujukan peningkatan signifikan mencapai  0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Peningkatan suhu yang menjadi salah satu latar belakang berubahnya iklim kita menjadi sub komoditi penting yang harus selalu kita kampanyekan.

Keberanian Pemuda, Syarat Kampanye Perubahaan Iklim

Perubahaan iklim di Indonesia secara khusus telah memberikan dampak serius serta mengganggu stabilitas terhadap berbagai sektor seperti kesehatan, pertanian dan perekonomian. Saat ini, Indonesia menjadi rumah bagi 63,36 juta jiwa pemuda berusia 16 tahun-30 tahun (Data BPS,2017) atau dengan kata lain ¼ jumlah manusia di Indonesia. Gelora semangat dan sumbangsih pemikiran pemuda Indonesia sangat diharapkan dan akan menjadi garda terdepan sebagai penjaga “rumah” Indonesia dari ancaman-ancaman perubahaan iklim yang semakin hari semakin menyerang.
Keberanian dan kepemimpinan pemuda merupakan kunci dalam mengubah arah kebijakan pembangunan berbasis iklim di Indonesia serta menjadi syarat mutlak untuk mengkampanyekan gerakan perubahaan iklim. Seluruh pemuda Indonesia diharapkan terlibat aktif dalam gerakan peduli perubahaan iklim dimulai dari diri sendiri. Setalah itu, Pemuda harus berani mengajak adik-adik dan orangtua untuk mengeloran semangat peduli perubahaan iklim.    

Pemuda Harus Keluar Dari “Circle” Penyebab Perubahaan Iklim

            Untuk berani mengkampanyekan perubahaan iklim, pemuda dituntut untuk menjadi agent of change dan keluar dari “circle” penyebab perubahaan iklim. Saat ini pemuda Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar gas karbon monoksida (CO) dari emisi kendaraan bermotor yang sering digunakan pemuda. Membuang kertas sembarang yang sering dilakukan pemuda berusia sekolah hingga perguruan tinggi juga dapat menyebabkan pohon-pohon di hutan dipaksa untuk melayani kebutuhan kertas yang kita gunakan. Penggunaan listrik dan air yang berlebihan juga menjadi aspek dalam penyebab perubahaan iklim karena saat ini penggunaan listrik dan air Indonesia menggunakan energi dan energy tersebut tentu menghasilkan emisi yang tak baik untuk kesehatan iklim kita.
            Pemuda Indonesia harus menyadari pentingnya peduli dengan iklim dan gejala perubahaannya. Pemuda Indonesia harus keluar dari zona nyaman dan berani meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan iklim kita. Dengan mengaplikasikan hidup dengan meminimalisasi emisi tentu kita dapat menjadi tameng dalam perlawanan bangsa ini menghadapi perubahaan iklim.

Upaya Mitigasi Perubahaan Iklim, Pemuda dituntut Kreatif

            Serangkain upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun bentuk penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana harus menjadi pedoman primer masyarakat Indonesia khususnya pemuda dalam menghadapi perubahaan iklim. Pemuda dituntut memiliki kreatifitas dalam melakukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk tetap selaras dengan perubahaan iklim. Pemuda-pemuda yang masih kategori pelajar dan mahasiswa bisa membuat organisasi pemuda pecinta lingkungan atau semacamnya dilingkungan sekolah, tempat tinggal atau universitasnya. Melakukan daur ulang sampah menjadi suatu yang berguna, ikut serta dan menjadi kreator kebersihan dan kesehatan lingkungan, ikut serta mengkapanyekan kepedulian terhadap iklim lewat sosial media adalah beberapa langkah strategis yang mungkin bisa dilakukan pemuda Indonesia untuk menjadi pondasi kampanye iklim Indonesia.
            Pemuda Indonesia adalah generasi penerus bangsa dan negara yang besar adalah negara yang menghargai lingkungannya untuk tetap menjadi besar. Pemuda harus kreatif dalam memainkan peran sebagai garda terdepan pelindung bangsa dari ancaman dan dampak perubahaan iklim yang dapat menghancurkan cita-cita bangsa.Pemuda harus bergerak dan ikut serta mengkapanyekan perubahaan iklim dimana dan kapanpun. PEMUDA INDONESIA CINTA INDONESIA, PEMUDA INDONESIA SUARAKAN PERUBAHAAN IKLIM!!