Sabtu, 29 Agustus 2015

Iklim Dunia Bergantung Hutan Indonesia

Oleh : Presli Panusunan Simanjuntak
Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Hutan dan pohon berperan besar dalam memberikan perlindungan kepada manusia. Hutan dan pohon menyediakan udara bersih dan air, menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah perubahan iklim. Bagi banyak orang, hutan dan pohon juga menawarkan makanan, tempat tinggal dan pekerjaan. Hutan juga menjadi habitat dan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan (termasuk tumbuhan dan hewan langka).

Luas hutan di Indonesia mencapai 133 juta hektar yang membuat Indonesia naik podium di 3 besar luas Hutan tropis terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Namun hal ini dicoreng  dengan  buku Rekor Dunia Guinness yang menempatkan Indonesia menjadi negara dengan lajukerusakan hutan tercepat di dunia. Akibat kerusakan hutan tersebut, dari 133 juta ha luas hutan Indonesia, hanya 23 % saja yang masih berupa hutan primer dan terbebas dari kerusakan. Kerusakan itu sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan industri (terutama kayu) dan pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan melalui perambahan liar maupunpembakaran hutan (kebakaran hutan yang disengaja).

Deforestasi menyebabkan hilangnya ekosistem di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. Padahal 80% keanekaragaman hayati terdapat di dalam hutan. Deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap emisi karbon dunia yang tentunya berimbas pada meningkatnya ancaman pemanasan global.
Tiap Menit, Indonesia Kehilangan Hutan Seluas Tiga Kali Lapangan Bola

Iklim Berubah, Penyakit Berdatangan !

Oleh : Presli Panusunan Simanjuntak
Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 

Indonesia adalah negara kepulauan di lingkungan tropis yang memiliki kelembapan udara yang kerap berubah karena adanya dua musim berbeda. Indonesia pun tidak lepas dari pengaruh perubahan iklim dan telah mengalaminya sekarang. Kenaikan temperatur yang terjadi di Indonesia akan mempengaruhi kelembaban dan mengundang mikroorganisme jahat di alam dan sangat memungkinkan membawa penyakit bagi makhluk hidup.
Iklim Berubah, Kita juga Harus Berubah !

Resiko yang didapat itu diawali dari tindakan manusia sendiri, akibat aktivitas yang tidak pro dengan alam itu manusia harus menerima akibatnya. Selama berpuluh- puluh tahun pembakaran fosil yang mengeluarkan banyak karbondioksida dan gas rumah kaca telah menyakiti alam. Hal itulah yang memicu peningktan suhu panas diatmosferdan memicu bergejolaknya perubahaan iklim secara global. Suhu bumi telah meningkat cukup tinggi sekitar 0,75 derajat/100 tahun. Bahkan tahun 2015 memasuki tahun yang paling panas sejak 1850. Gas rumah kaca di lapisan atmosfer yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia juga telah membuat suhu bumi yang terus menghangat tak lagi bisa dielakkan. Beberapa tahun ini, konsentrasi gas rumah kaca telah mencapai rekor tertinggi, 393,1 ppm, atau naik 2,2 ppm.

Perubahan iklim ini mampu memengaruhi faktor sosial dan lingkungan kesehatan, termasuk di antaranya kebutuhan akan air bersih, air minum dan makanan yang mencukupi, serta tempat tinggal yang amandan sehat. Bahakan WHO dalam situsnya  memprediksi, antara 2030 hingga 2050, perubahan iklim akan menyebabkan penambahan 250.000 kematian per tahun. Angka itu didapat karena malnutrisi (95.000 anak-anak), malaria (60.000), diare (48.000), dan stres akan panas (38.000 orang tua). Sungguh angka kematian yang sangat fantastis.